Hilangnya “Kehilangan” Besar..

Aku tak akan pernah melupakan hari pertama kali aku melihat ‘impian berjalan’. Namanya Sussie Summers (Namanya segaja diubah untuk mellindungi si Dia yang menakjubkan). Senyumnya yang berkilauan di bawah kedua matanya yang bak binitang kejora, sungguh mempesona dan membuat si penerimanya (terutama kaum pria) merasa sangat istimewa.
Memang kecantikannya mencengangkan, namun kecantikan batinnyalah yang selalu kuingat. Dia benar-benar memperdulikan orang lain dan merupakan seorang pendengar yang baik. Selera humornya dapat mencerahkan seluruh hari anda dan kata-katanya yang bijaksana selalu pas dengan apa yang perlu anda dengar. Dia bukan saja dikagumi, melainkan juga sungguh-sungguh dihargai pria maupun wanita. Meskipun dia memiliki segalanya yang dapat disombongkan namun dia sangatlah rendah hati.


Tak usah dikatakan lagi, dia menjadi dambaan setiap pria, terutama aku. Aku pernah menemaninya masuk kelas, dan pada hari lainnya aku pernah makan siang berdua saja dengannya. Rasanya seperi berada di langit ketujuh.
Waktu itu kupikir, “Kalu saja aku punya pacar seperti Sussie Summers, aku tak akan pernah mellirik wanita lain”. Tapi aku yakin gadis sehebat dia tentulah sudah punya pacar, yang lebih baik dariku. Meskipn aku “lumayan”, aku tahu aku tak mungkin menjadi pacarnya.
Jadi saat kelulusan aku pun mengucapkan salam perpisahan pada cinta pertamaku.
Setahun kemudian, aku bertemu sahabatnya di sebuah pertokoan, dan kami makan siang bersama. Dengan tenggorokan yang tersumbat, aku menanyakan keadaan Sussie.
“Yaaah, akhirnya dia bisa juga melupakanmu,” jawabnya.
“Apa maksudmu?” tanyaku.
“Kamu benar-benar kejam padanya. Kamu biarkan dia memendam harapan, menemaninya masuk kelas, dan membiarkannya mengira bahwa kamu tertarik padanya. Kamu masih ingat waktu makan siang berdua dengannya ? Dia menunggu teleponmu sepanjang minggu. Dia begitu yakin kamu akan menelpon dan mengajaknya bertemu.”
Aku begitu takut ditolak sehingga aku tak berani mengambil resiko untuk memberitahukan perasaanku terhadapnya. Seandainya waktu itu aku menelpon dan mengajaknya bertemu dan ternyata dia menolak ? Apa hal yang terburuk yang mungkin terjadi ? Paling-paling aku tak jadi bertemu dengannya . Tanpa mengajaknya pun AKU TIDAK BERTEMU DENGANNYA ! Yang lebih buruk lagi adalah bahwa sebenarnya waktu itu aku bisa mengajaknya bertemu dan melakukan pendekatan.
(Kisah dikutip dari buku Chiken Soup for Teenage Soul)

1 comment so far

  1. Barly Wicaksono on

    memalukan…
    hahaha…


Leave a comment